Cari Blog Ini

Selasa, Desember 17, 2013

[FF] Believe Me! - 2

Cast :
Park Hyura / OC
Kim Jong In / Kai EXO
Byun Baekhyun / Baekhyun EXO

Support Cast :
FIND IT BY YOUR SELF


DATE : 22.11.13

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Previous Part 

   “ Sejak kapan aku memakai 2 selimut ? ” tanya Hyura sendiri. Setahunya, ia dan Baekhyun masing-masing memakai 1 selimut. “ Jangan-jangan Baekhyun semalam tak memakai selimut untuk menghangatkanku ? ” ucap Hyura sendiri.

   Kepalanya kembali pusing, matanya juga sudah berat untuk di buka. Akhirnya ia tertidur di sofa sembari menonton TV.

Jam terus berputar, Baekhyun pun sudah tiba di Apartemen. Hyura pun terbangun dari mimpinya.

   “ Kau sudah pulang ? ” ucap Hyura. “ Ya, kau tidurlah. Eum ? Kenapa kau tidur di sofa ? ” ucap Baekhyun setelah melepas sepatunya.

   Baekhyun berpikir sebentar kemudian ia mendekati Hyura. “ Kenapa Baek ? ” tanya Hyura. Tiba-tiba Baekhyun membopong Hyura ke kamarnya. “ Ya ! Baekhyun ! Turunkan aku ! ” ucap Hyura.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


   Baekhyun menurunkan Hyura ke ranjangnya. “ Kau harusnya tidur disini ” ucap Baekhyun. “ Tapi aku ingin menonton TV ” ucap Hyura. Baekhyun keluar dan masuk membawa TV dan mencolokkan kabelnya ke stop contac. “ Sudah ” ucap Baekhyun. “ Terima kasih ” ucap Hyura.

   Baekhyun memasukki kamar mandi dan mengganti baju seragamnya dengan baju bebas dan celana jins. Ia duduk di kasurnya dan membaca bukunya. Hyura menonton TV dalam diam.

   Ruangan itu benar-benar sepi jika tak ada suara para pemain drama sedang berbicara. “ Baek, menurutmu Kai orangnya bagaimana ? Baik bukan ? ” tanya Hyura tiba-tiba.

   Baekhyun yang mendengar itu berhenti membaca dan menatap Hyura. Menunjukkan lebam di pipinya. “ Ya tuhan, bagaimana bisa kau dapat luka itu ? ” ucap Hyura ingin mendekatinya. “ Duduklah, aku akan mengobatinya nanti saja ” ucap Baekhyun.

   “ Eumm.. Lalu bagaimana dengan Kai ? Dia orang baik’kan ? ” tanya Hyura. “ Ya ” ucap Baekhyun kemudian berjuang meneguk air ludahnya dengan kesusahan untuk melanjutkan kata selanjutnya.

   ‘ mana mungkin aku mengatakan yang sejujurnya pada Hyura. Apa lagi di sedang sakit seperti ini. Dari gelagatnya, mungkin Hyura suka pada Kai ’ batin Baekhyun.

 “ Sangat baik ” ucap Baekhyun berbohong.

   “ Jika kau ada masalah dengannya, jangan anggap serius ya. Dia orang baik ” ucap Hyura. “ Ya, tapi jangan kau berikan seluruh hatimu pada seorang sejenis Kai ya ? ” ucap Baekhyun.

   “ Kenapa ? ” tanya Hyura. “ Lain kali kau akan tahu ” ucap Baekhyun tersenyum kemudian kembali membaca bukunya.

   “ Jangan percaya dengan perkataan Kai, Hyura. Dia tidak baik ” lirih Baekhyun.

   15 menit kemudian Hyura tertidur. Baekhyun yang masih terbangun menutup bukunya dan menaruhnya di laci dekat kasurnya. Ia mematikan televisi dan mematikan lampu.

   “ Selamat malam ” ucap Baekhyun kemudian berjalan menuju kasurnya dan tidur.

@Hyura and Baekhyun’s Room - 00.15 KST

   Hyura terbangun, ia ingin buang air kecil. Saat melewati ranjang Baekhyun, Hyura masih melihat luka Baekhyun.

   “ Kau bohong Baek ” ucap Hyura kemudian mengambil peralatan P3K. Ia mengobati luka Baekhyun selagi Baekhyun tertidur. “ Apa kau berkelahi ? ” tanya Hyura.

   “ Kau tak akan berkelahi bukan ? Kau tak pernah berkelahi meski ada orang yang mencaci makimu. Kau berjanji tak akan berkelahi ” ucap Hyura menahan tangis sembari memberi obat pada luka Baekhyun.

@07.00 KST

   Baekhyun terbangun dari tidurnya. Ia menyentuh pipinya, lukanya sudah tertutup dengan hansaplas. Ia hanya dapat tersenyum.

    “ Dasar, cengeng manis. Kau takut gelap, kau takut orang berkelahi, kau takut koridor panjang disekolah. Kau penakut huh ? Berusahalah untuk tetap denganku, Hyura. Aku mencintaimu ” ucap Baekhyun sembari tersenyum.


------------- AFTER 3 MONTHS -------------

   Hyura dan Kai semakin dekat. Baekhyun juga ‘cukup’ dekat dengan Kai. Tapi, Baekhyun jarang bersama Hyura lagi, karena ada Kai di dekatnya.

   Selain itu, Hyura juga dekat dengan Sena. Kai menyuruh Sena tutup mulut tentang perilakunya sebelum Hyura datang.

   Kai juga jarang bersama kawan lamanya. Mereka bertarung tanpa Kai, mereka selalu hampir kalah jika mereka tak menyadarkan diri mereka.

   Yoo seonsaengnim memasukki kelas saat jam ke delapan, pelajaran terakhir di hari sabtu. Choi saem yang sedang mengajarkan sosiologi segera berhenti menjelaskan dan memperbolehkan Yoo saem untuk berbicara.

   “ Hari ini ada jam tambahan sampai jam 8 malam untuk Park Hyura, Kim Jong In, Oh Sena, Zhang Yi Xing, Xi Luhan, Park Chanyeol, Oh Sehun dan Kim Min Seok. Kalian harus menerima jam tambahan pelajaran setiap hari sabtu, mengerti ? ” ucap Yoo seonsaengnim.

   “ Apa ? Seonsaengnim, aku perlu tidur ” ucap Kai protes. “ Tidur terus, kapan kau maju ? ” ucap Yoo seonsaengnim kemudian pergi.

   Bell pulang berbunyi, Baekhyun membereskan tasnya. “ Kau mau aku menunggumu karena jam tambahan ? ” tanya Baekhyun. “ Ahh, aku tak ingin merepotkanmu. Kau pulang saja dulu, dan saat aku pulang harus ada makanan yang enak. Mengerti ? ” tanya Hyura dengan nada suara yang imut.

   Kai yang mendengar itu hanya mengeluarkan smirknya dan menggelengkan kepalanya. Sehun yang di depannya membalikkan tubuh. “ Kai, kau ikut jam tambahan pelajaran ? Bukankah kita melawan Seoul Art High School besok sabtu ? Bagaimana ini ? ” ucap Sehun dengan nada lirih.

    “ Kita lihat saja, kita selamanya tak bisa menang. Sudah-sudah, aku ingin melanjutkan menonton drama ” ucap Kai kemudian menyangga kepalanya dengan tangan kiri. Sehun melihat arah tujuan mata Kai dan memutar bola matanya kemudian menghadap depan.

   “ Hahaha, baiklah nyonya ” ucap Baekhyun kemudian memunggungi Hyura siap untuk pulang. “ Baek ” ucap Hyura. Baekhyun membalik tubuhnya lagi. “ Hati-hati ya, Baek ” ucap Hyura. Baekhyun hanya tersenyum dan mengacak-acak rambut Hyura. “ Baiklah nyonya ” ucap Baekhyun.

   “ Sudah, pergilah ” ucap Hyura. “ Aku pulang ya, bye ” ucap Baekhyun kemudian berjalan keluar kelas. Kaki Hyura melangkah perlahan, akhirnya ia mengejar Baekhyun. “ Baek ! ” teriak Hyura menggema di koridor panjang.

   Baekhyun berhenti dan kembali membalik tubuhnya. “ Ya ! Kau tau ? Aku lelah membalik tubuhku ? Kenapa, Park Hyura ? ” tanya Baekhyun. “ Aku... takut pulang sendiri ” ucap Hyura. “ Apalagi jam 8 baru selesai ” lanjut Hyura.

   Baekhyun tersenyum dan membuka tasnya, ia memberi boneka kecil dari gantungan kunci. “ Pikirkan aku dengan ini ” ucap Baekhyun kemudian memberi boneka itu pada Hyura. Hyura menerimanya dan menatap boneka itu. Baekhyun mengacak-acak rambut Hyura. “ Jangan takut, mereka tidak akan menakutimu atau menyerangmu ” ucap Baekhyun kemudian pergi.

   Hyura menggenggam boneka itu kuat-kuat dan berjalan menuju kelasnya lagi. Ia menatap kosong kursi Baekhyun. “ Hyura, kau kenapa ? ” tanya Kai. “ Aku baik – baik saja kok ” ucap Hyura kemudian duduk di bangku.


-------- 2 Weeks Later ---------


   Hyura dan Kai sedang membaca bersama di bawah pohon. Baekhyun duduk menatap mereka di bangku dekat pohon itu. Sehun, Chanyeol, dan Luhan menghampiri mereka.

   “ Hyura, boleh pinjam Kai sebentar ? ” tanya Sehun. “ Ya, silahkan. Kalian tak perlu izin padaku dulu ” ucap Hyura. Chanyeol dan Sehun segera menarik Kai. “ Tunggu sebentar ya ” ucap Kai.

   Hyura menyadari Baekhyun di dekatnya dan menatapnya. Ia melambaikan tangan dan memanggil nama Baekhyun. “ Baek ! ” teriak Hyura sembari mengangkat tangannya.

   Baekhyun yang sadar itu segera membuang mukanya dan pergi. Hyura segera menurunkan tangannya perlahan.

   “ Kenapa ? ” tanya Luhan yang masih disana. “ Tidak apa ” ucap Hyura.

@Chanyeol, Sehun, and Kai’s place

   “ Kai, kami mohon padamu. Kau tau ? D.O HAMPIR turun tangan karena melihat Suho di tendang oleh SMA Hwashin bangsat itu ” ucap Chanyeol memojokkan Kai.

   “ D.O ? Hey ! Dia tak boleh ikut campur ! ” ucap Kai hampir marah, menatap Chanyeol dengan tatapan yang tak dapat di artikan dengan baik.

   “ Maka dari itu Kai ! Jika kau tak ingin membuat Kyung Soo itu untuk berkelahi, datanglah nanti malam ! Kita harus menghajar si Zico yang keterbelakangan mental itu ! ” ucap Sehun marah sembari mendorong Kai ke tembok dan menarik kerah bajunya.

   “ Baiklah, nanti malam. Di dekat toko S ! ” perintah Kai kemudian pergi. Kai membereskan baju seragamnya yang lusuh dan membenahi dasinya yang tak rapi. Ia kembali ke tempat Hyura berada.

@20.00 KST


   Hyura dan Sena pulang bersama sehabis jam tambahan. Mereka pulang pada pukul 8 Malam karena ada tambahan pelajaran. Perut mereka berbunyi dan memilih memakan segelas Ramyeon yang seperti popmi di Mini Market S.

   Mereka memakan mi mereka di depan mini market itu, disana ada meja dan kursi. Mereka memakan mi mereka tanpa banyak bicara. Yang terdengar hanya tarikan mi ke dalam mulut mereka.

   Di sela-sela makan mi, terdengar suara berisik di samping jalan, Suara motor. “ Sena-ah, kau dengar suara motor ? ” tanya Hyura. “ Ya, perasaanku tidak enak. Bagaimana jika kita ke dalam saja ? ” ucap Sena.

   “ Tunggu sebentar, jika hanya orang lewat bagaimana ? ” ucap Hyura. Sena menurut saja pada Hyura yang menatap jalan yang sepi itu.

   Tiba-tiba dari 2 sisi muncul 2 geng. “ Kalian sudah datang huh ? Ku kira kalian lari dengan nyali kalian ” ejek seorang pria pada kelompok di hadapannya. “ Kalian tau bukan? Tidak semudah itu kami lari ” ucap seorang pria membalas kelompok yang mengejeknya.

   “ Itu yang kau inginkan ? Sekarang kau sudah mendapatkannya. Ayo masuk. Kurasa mereka akan berkelahi ” ucap Sena menarik tangan Hyura. “ Ahh, baiklah ” ucap Hyura kemudian mereka memasukki Mini market itu.

1
.
.
2
.
.
3
.
.
   Mereka benar-benar berkelahi di jalan. Mereka memukul satu sama lain. Kelompok mereka imbang 11 – 11. Sena memoto kejadian itu, tak hanya 1 tapi lebih dari 10 foto.

   “ Sempat-sempatnya kau memoto orang yang sedang berkelahi ” ucap Hyura pada Sena. “ Hei, bukankah itu seragam sekolah kita ? Ahhh ! Itu Kai ! ” ucap Sena.

   “ Huh ?! Bagaimana bisa ? Kai itukan lelaki baik-baik ! ” ucap Hyura tak percaya. Sena memoto Kai yang sedang memukul seseorang. “ Kau tak percaya ? Coba lihat ini ! Ini Kai dan gengnya ” ucap Sena sembari menunjukkan foto Kai. Hyura melihatnya dan matanya berubah menjadi nanar.

   “ Kau benar, itu Kai ” ucap Hyura. “ Permisi, bukankah seharusnya kau melapor pada polisi ? ” lanjut Hyura pada penjaga kasir yang berlindung di bawah meja kasir. “ Euh ? Baiklah ” ucap penjaga kasir itu kemudian menelpon polisi.

   5 menit kemudian polisi datang dan mereka –yang berkelahi- berlarian kesana kemari. Kai yang melihat polisi itu segera menyuruh ‘ anak buah ’nya untuk lari.

   Kai berlari menuju dalam mini market yang di dalamnya ada Oh Sena dan Park Hyura. Kai yang melihat Hyura terkejut dan menunduk. “ Permisi, bolehkah aku ke gudang mini market ini ? Sebentar kok ” ucap Hyura. Penjaga kasir itu mengangguk.

   Hyura segera menarik tangan Kai dengan kuat. “ Ahhh.. tunggu sebentar ” ucap Kai kesakitan. “ Ah.. Permisi, aku juga membeli hansaplas, tissu, dan betadine (?) ini ya ” ucap Hyura. “ Baiklah ” ucap penjaga kasir itu.

   Hyura menarik tangan Kai dan membawanya ke gudang. Di sana terdapat 1 bangku. Hyura menyuruh Kai untuk duduk di bangku itu. Ia membasahi tissu itu dengan air dan mengobati luka Kai. Kai terus meringis kesakitan ketika obat itu menempel di lukanya.

   “ Kai ? Bibirmu kenapa lebam ? Kenapa di pipimu ada luka ? Apa kau berkelahi ? ” tanya Hyura. “ Aku ? Aku tadi hanya lewat dan tak sengaja di pukul orang itu. Mereka salah sasaran ” ucap Kai meyakinkan Hyura.

   “ Oh, baikah. Jadi mereka salah sasaran. Baiklah jika begitu ” ucap Hyura kemudian menempelkan potongan hansaplas yang kecil di pipi Kai. “ Kau percaya padaku ? ” tanya Kai.

   “ Ayo keluar, aku bilang akan menggunakan gudang ini sebentar ” ucap Hyura. “ Eoh ? Baiklah ” ucap Kai kemudian berdiri dan berjalan dengan pincang.

   “ Kau lama, ayo ” ucap Hyura kemudian menarik tangan Kai dengan kuat. “ Ahhh, sakit ” ucap Kai. “ Oh, maaf ” ucap Hyura kemudian melepas tangannya.

   Hyura dan Kai kembali ke tempat Sena berada. “ Sena-ah, bagaimana jika kita pulang sekarang ” ajak Hyura. “ Baiklah, sampai bertemu besok senin ” ucap Sena kemudian berjalan keluar supermarket itu.

   “ Kau juga pulanglah Kai, ini sudah lebih dari jam 9 ” ucap Hyura. “ Ku antar kau ke Apartemenmu dulu, baru aku pulang ” ucap Kai. “ Dengan kondisimu yang seperti ini ? Kurasa tidak ” ucap Hyura. “ Ayolah ” ucap Kai kemudian menggenggam tangan kanan Hyura.

   “ Terserahlah ” ucap Hyura kemudian berjalan meninggalkan mini market itu. Sebelum keluar ia membayar terlebih dahulu apa yang ia beli tadi. Selama perjalanan menuju Apartemen Hyura, mereka sama sekali tak membicarakan sesuatu. Mungkin berbicara hanya menambah buruk keadaan.

   Setibanya di depan pintu Apartemennya, Hyura segera masuk tanpa pamit pada Kai. Ia juga membanting pintu itu di hadapan Kai. Kai hanya bisa terdiam, ia tau ia salah.

   Suasana hati Hyura benar-benar kacau malam itu. Kai berbohong meski terang-terangan ada bukti. Hyura membanting pintu apartemen itu dan Baekhyun terlonjak terkejut dari dapur.

   Hyura melepas sepatunya dan menaruhnya di rak. “ Kau sudah pulang ? Kenapa lama sekali ? Ahhh, jam pelajaran tambahan ya ? Aku sedang memasak ...... ”. *BRAKK* Hyura memasukki kamar mereka dan kembali membanting pintunya.

   Hyura terduduk di kasurnya. Ia menunduk dan menangis dalam diam. Baekhyun yang melihat Hyura tampak aneh itu pun segera menghampirinya.

   “ Kau kenapa ? Apa kau menangis ? ” tanya Baekhyun. “ A..aku tak menangis ” ucap Hyura kemudian menghapus air matanya. Baekhyun duduk di samping Hyura dan meletakkan tangannya di pundak Hyura.

   “ Apa karena Kai ? Apa dia menyakitimu ? Apa dia mengusikmu ? ” tanya Baekhyun bertubi-tubi. “ Pergilah, aku ingin sendiri. Pergi ! Kalau perlu, pergi dari apartemen ini. Tidurlah di jalan atau apalah ! Aku tak peduli ” ucap Hyura dengan nada marah.

   “ Eoh ? Baiklah, aku akan membuat makan malam ” ucap Baekhyun kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan Hyura. Setelah bayangan Baekhyun menghilang ia kembali menangis.

   Hampir 30 menit ia menangis, matanya semakin lelah untuk mengeluarkan air mata. Ia pun tertidur tanpa melepas seragamnya.

   Baekhyun membuka pintu kamar. “ Makan malam sia.............p. Tampaknya kau lelah huh ? ” ucap Baekhyun dengan nada menurun dan tersenyum. Baekhyun menutup pintu itu dan memakan 2 porsi jajangmyeon, masakan kesukaan Hyura.

------------- NEXT DAY -----------

   Pagi yang cerah di hari Minggu. Seperti biasa, alarm burung-burung berkicau sudah berbunyi. Mereka terus berusaha untuk membangunkan Hyura tanpa bayaran. Hyura pun mulai sadar perlahan. Ia meregangkan otot-ototnya yang kaku.

   “ Selamat pagi Baek.. Ini hari Minggu bukan ? Kau akan memasak apa ? ” ucap Hyura setelah terbangun dari tidur dan mimpi indahnya. Hyura terbangun dan mendapati ranjang di dekatnya kosong dan rapi. Pemilik ranjang itu –Baekhyun- tak ada disana.

   “ Baek ? Bukankah ini terlalu pagi untuk bangun ? Kaukan pemalas ” ejek Hyura kemudian bangkit dari kasurnya. Berjalan mendekati kamar mandi dan mengetuk pintu terlebih dahulu. “ Apa kau sedang mandi ? ” tanya Hyura.

   Tapi tak ada jawaban dari dalam. Ia bertekad untuk membuka pintu kamar mandi. “ Jawab aku ” ucap Hyura kemudian memunculkan wajahnya dari balik pintu. Tapi orang yang ia harapkan tak ada.

   Ia memautkan bibirnya dan kembali menutup pintu kamar mandi. Ia berjalan menuju dapur, tapi tak juga menemukkan Baekhyun.

   “ Apakah dia ke tempatnya Mrs. Hwang ? ” ucap Hyura mengingat tiap minggu pagi Baekhyun akan ke rumah Mrs. Hwang untuk membantu beres-beres rumah.

   Hyura berjalan menuju pintu Mrs. Hwang. Ia menekan bell apartemennya. Tampak seorang wanita paruh baya tengah membuka pintunya. Ya, ia adalah Mrs. Hwang.

   “ Hyura-ah ? Ada apa ? Kau menggantikan Baekhyun membantuku ? ” tanya Mrs. Hwang. “ Ahh, jadi dia belum datang ? Baiklah, maaf mengganggu Mrs. Hwang ” ucap Hyura kemudian kembali berjalan ke apartemennya.

   Hyura berjalan menuju kamarnya. Ia mengingat kata-katanya semalam pada Baekhyun,

   “ Pergilah, aku ingin sendiri. Pergi ! Kalau perlu pergi dari apartemen ini. Tidurlah di jalan atau apalah ! Aku tak peduli ”

   Hyura segera memeriksa laci Baekhyun. Ya, bahkan laci itu bersih tak meninggalkan sesuatu. Baju, Celana, semuanya dibawanya pergi.

   Ia menatap tak percaya pada kasur Baekhyun. Di temukannya sebuah kartu di atasnya. Hyura segera mengambil dan membacanya.

   To : Park Hyura

   Hyura, maaf jika aku mengganggumu selama ini. Aku ada urusan sebentar, mungkin aku akan kembali sekitar 1 bulan lagi. Tunggu aku, jangan cari aku ! Dan jangan merasa bersalah. Ini bukan salahmu, ini salahku. Selamat tinggal

   Ahh, kau belum makan’kan ? Ku buatkan kau makanan di dapur. Makanlah dengan baik dan benar.

Byun Baekhyun

   Hyura menatap kosong pada surat itu. Hyura terduduk di atas kasurnya Baekhyun. Setetes air mata Hyura jatuh.

   “ Baek ? Kau benar-benar pergi ? Kau benar-benar mendengarkan perkataan bodohku itu ? Aku mohon kembalilah ” tangis Hyura. Ia menangis sembari memeluk bantal milik Baekhyun. Bau bantalnya sama dengan bau shampoo Baekhyun.

   Ia berjalan menuju meja makan. Ia melihat 1 porsi jajangmyeon dan ........... sebuah memo. Ia segera mengambilnya dan membacanya.

   Hyura, kau menangis ? Jangan menangis cengeng manisku. Makanlah Jajangmyeon ini. Jajangmyeon ini sangat enak lho. Makan yang banyak ya !

   Selera makan Hyura hilang seketika. Meski Jajangmyeon itu adalah makanan kesukaan Hyura, mood makannya sudah hilang. Ia bertekad untuk mencari Baekhyun.

   Hyura kemudian mengambil jaketnya dan berjalan menuju pintu apartemennya. Di belakang pintu terpapang sebuah memo lagi. Tadi ia tak melihat karena ia sedang buru-buru.

   Ia cabut memo itu dari pintu dan membacanya.

   Hyura, kau akan kemana ? Sudah ku bilang aku akan kembali dalam waktu 1 bulan, 4 Minggu, 30 hari, 720 jam, 43.200 menit, 2.592.000 detik. Jika kau ingin mencariku, jika kau merindukanku, cari saja peninggalanku di apartemen ini. Jika kau merindukan aku. Lihat saja itu, rasa rindumu akan berkurang. Tersenyumlah. Kau tau aku dimana :)

   Hyura mengambil handphonenya dan menelpon Baekhyun. Hampir lebih dari 10 kali, jawaban tetap sama, ‘ nomor yang anda tuju tak dapat dihubungi ......... ’. Hyura mengirim pesan ke Baekhyun, berharap ia membacanya dan berubah pikiran. Namun jawaban tak kunjung datang, hingga besoknya.

   --------------- NEXT DAY ------------------

   Park seonsaengnim sedang mengajar sastra. Bangku di depan Hyura –bangku milik Baekhyun- kosong. Baekhyun sudah izin untuk tidak mengikuti pelajaran tadi pagi-pagi sekali. Hanya Yoo seonsaengnim yang tahu kenapa Baekhyun pergi.

   Hyura duduk di bangkunya sambil membungkukan badannya. Menyembunyikan mukanya dengan tangannya yang di lipat di atas meja. Semua perkataan Park seonsaenim tak ada yang masuk. Ia terus begitu sampai istirahat.

   Kai yang sedari tadi melihat Hyura yang tak semangat segera menghampirinya. “ Kau lesu, kenapa ? ” tanya Kai. Hyura berdiri kemudian menarik tangan Kai.

   Ia membawa Kai ke tempat mereka –Hyura dan Baekhyun- bersama, bangku dekat tempat pohon Hyura dengan Kai. Hyura berdiri di depan Kai yang terduduk di bangku.

   “ Kenapa Hyura ? ” tanya Kai. Hyura mengeluarkan selembar foto dari saku jas seragamnya. Ia menaruhnya di depan Kai. “ Itu salah sasaran huh ? Salah sasaran sampai kau ikut berkelahi ? ” ucap Hyura.

   Kai benar-benar terkejut dan tak bisa menjawab pertanyaan Hyura. “ Apa lagi alasan yang akan kau pakai ? ” tanya Hyura lalu pergi. “ Hyura ! Dengarkan aku dulu ! ” ucap Kai.

   Hyura menangis di bawah pohon yang cukup jauh dari Kai. Sena yang tak sengaja lewat berhenti dan duduk di samping Hyura. “ Sudah, jangan menangis ” ucap Sena.

   Dulu, saat Hyura menangis, Baekhyun akan menjadi tempat sandarannya. Tempat dimana bahu Baekhyun terbuka lebar untuk menampung air matanya. Tapi itu DULU.

   Hyura menghapus air matanya. “ Baiklah, aku akan berhenti menangis ” ucap Hyura sembari tersenyum. Sena tersenyum melihat temannya tersenyum.

   Mereka belajar di bawah pohon itu. Tapi ada suara-suara aneh dari pohon itu. Hyura melihat kanan kiri tapi tak ada sesuatu di sekitarnya. Ia menghiraukan dan kembali membaca buku yang di bawa Sena.

   Suara itu kembali berbunyi dan semakin jelas. Seperti suara...................................... kucing. Hyura melihat atas pohon dan melihat seekor kucing yang tersangkut di pohon dan tak bisa turun.

   “ Sena, itu ada kucing di atas pohon ” ucap Hyura. “ Lalu ? ” tanya Sena. “ Aku akan mengambilnya ” ucap Hyura kemudian memberi buku itu ke Sena dan memanjat pohon.

   “ Kau tak perlu melakukannya Hyura-ah ” ucap Sena. “ Jika tidak begini kucing itu tak akan pernah turun ” ucap Hyura yang sudah di atas pohon. Ia perlahan mendekati kucing putih itu.

   “ Park Hyura ! Apa kau sudah gila ?! Bagaimana bisa kau mementingkan hewan bodoh itu dari pada dirimu ” ucap Sena dari bawah sembari mendongakkan kepalanya, untuk melihat aktifitas kawannya di atas pohon.

   “ Ini kucing putih yang manis, bukan hewan bodoh Sena. Aku tak bisa biarkan kucing cantik ini di atas pohon ” ucap Hyura yang sudah dekat dengan kucing putih itu.

   “ Bahkan kau memakai rok ! Jika kau pakai celana saja, aku akan memaklumi. Tapi ini rok selutut. Wey ! Apa otakmu tertinggal dirumah ” ucap Sena mulai berhenti menatap atas. Otot lehernya mulai lelah dan kaku.

   “ Apakah itu penting ? Otakku tak kemana-mana Sena-ah. Jangan khawatir. Dan lebih baik kau diam sebentar ” ucap Hyura kemudian melangkah 1 langkah ke depan. “ Ah, tak bisa di percaya ” ucap Sena.

   “ Kucing yang cantik, jangan takut. Aku akan membawamu turun. Tunggulah sebentar ” ucap Hyura pada kucing itu. Ia berjalan selangkah lagi ia akan mendapatkan kucing itu.

   “ Berapa lama lagi kau menurunkan ‘ kucing cantik ’mu itu ? ” tanya Sena. “ Sebentar lagi ” ucap Hyura. Ia melangkahkan kakinya ke suatu dahan dan mengambil kucing itu.

   Sayangnya, dahan itu rapuh dan patah. Dan Hyura terjatuh dari pohon bersama kucing yang ia peluk, ia melindungi kucing itu. Ia jatuh terduduk.


^TBC^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

NEXT CHAPTER


“ Benarkah ? Kenapa kau tak bilang jika kau cedera. Dan kenapa kau harus membopongnya Jong In ? ”

“ Ah masa’ ? Sakitan mana sama berantem ? ”

“ Huh.. huh..huh.. huh.. Ahh, kakiku akan baik-baik saja. Ya, baik-baik saja. Iya’kan ? Baek ”

“ Kalau begitu, carikan aku Baekhyun ! ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar